skip to Main Content
The Mental Health

The Mental Health

Kesehatan mental, sebuah isu yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat dunia saat ini apalagi di kalangan muda-mudi yang kerap kali menaikkan hashtag di sosial media #mentalhealthawareness, #mentalhealthmatters, dan banyak lainnya. Hashtag ini menjadi sebuah  bukti bahwa kesehatan mental merupakan sebuah isu yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat dunia saat ini, ditambah selama satu tahun terakhir kesehatan mental gentar di bicarakan sejak hadirnya pandemi secara global membuat banyak orang harus melakukan social distancing dan menerapkan berada di rumah saja yang membuat setiap individu menjadi susah untuk memenuhi kodratnya sebagai manusia yang seharusnya bersosialisasi dengan sesama manusia. 

Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera dimana seseorang menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya. WHO juga menuturkan bahwa kesehatan mental itu tidak hanya memastikan bahwa tidak adanya gangguan kesehatan mental atau kecacatan mental. Kesehatan mental adalah suatu kondisi yang dicapai untuk bisa menjaga kesehatan dan kebahagiaan yang berkelanjutan. Serta menjaga dan memulihkan kesehatan mental merupakan sesuatu hal yang penting, karena hal ini akan berdampak terhadap bagaimana individu bisa membangun kehidupannya di dalam masyarakat. 

Mengapa istilah kesehatan mental ini sangat kental di kalangan Millennials atau bahkan Gen Z? Sebenarnya bila ditelisik lagi dua generasi ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan bagaimana kesehatan mental menjadi sesuatu yang sangat diperbincangkan oleh publik saat ini dan bagaimana orang-orang berlomba-lomba untuk mengutarakan bahwa mereka peduli dan mereka berniat menjaga kesehatan mental. Pada postingan Instagram UNICEF pada 29 Mei 2021 mereka membagikan ilustrasi video yang bergambarkan bagaimana otak menstimulasi berbagai emosi mulai dari sedih, kesepian, marah, tidak bahagia, bingung, khawatir dan gelisah disertai dengan tulisan besar di luarnya yang mengungkapkan tidak apa-apa untuk merasakan itu semua. 

Meningkatnya kasus dari bunuh diri yang menghantui peradaban manusia saat ini dan terlebih yang melakukannya adalah anak-anak yang masih berada di bawah umur, menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi di dunia baik dari segi perkembangan teknologi dan perkembangan peradabannya tidak selamanya membawa hanya hal-hal baik dan inovatif. Karena hal ini dapat dilihat dengan bagaimana masyarakat yang berada di dalam peradaban itu bisa adjusting di dalam tantangan kehidupan yang sedang dihadapinya. Apa alasannya kesehatan mental itu menjadi topik hangat? Dan mengapa banyak orang yang terbuka akan topik ini? Tidak jarang hal ini dimasukkan ke dalam topik pembicaraan serius seperti TED Talks, platform terkenal untuk menyampaikan berbagai inspirasi dan insight dari beragam manusia di dunia dengan latar belakang berbeda. 

The big question, why is it so important? 

Karena kesehatan mental itu merupakan pondasi paling kuat yang bisa menyokong berjalannya suatu negara, komunitas dan individu. Negara bisa menjadi negara apabila di dalamnya terdapat masyarakat yang memiliki kesadaran dan kesehatan penuh, untuk memegang kendali dan menggerakkan segala aktifitas di dalamnya. Apabila kesehatan mental tidak disuarakan dengan semestinya di era globalisasi saat ini dimana sebenarnya era ini menjadi titik lemah yang menjadikan banyak sekali orang-orang mengalami gangguan kesehatan mental, maka seluruh kegiatan yang seharusnya dilakukan dengan baik bisa terbengkalai karena masyarakat di dalamnya tidak memiliki pondasi yang kuat dari arti kesehatan yang seutuhnya. 

 

Remind a loved one that you are there for them, no matter what, and that you want to hear how they are really feeling. A few simple words of encouragement can help them feel comfortable opening up. –UNICEF (@unicef Instagram posting, 29 May 2021) 

 

Sebagai seorang Gen Z sendiri yang berada di umur awal dua puluhan, pasti banyak perubahan yang tidak terduga kita alami mulai dari banyaknya tanggung jawab yang diemban, realita yang ternyata tidak sejalan dengan ekspektasi kita, masalah yang ternyata sangat kompleks berbeda di saat kita masih berada di usia belasan, serta bagaimana masa depan akan membawa kita? Merasakan khawatir, takut, dan berbagai macam emosi lainnya yang menghantui perasaan dan otak kita adalah sebuah hal yang wajar karena kita adalah manusia. Manusia memiliki kodrat untuk bisa merasakan segenap emosi dan itu adalah hal yang normal. Jangan pernah takut untuk merasakan setiap emosi yang terstimulasi dari dalam otak, jangan pernah berpikir bahwa kamu tidak normal. Karena kamu normal, semua orang mengalami naik turunnya emosi and I want to say It’s okay

If you feel like everything so heavy right now, take a deep breath and look in the mirror say only nice things to yourself and don’t forget to always appreciate every small achievement in your life.
“You did a great job”
“Thank you for hanging there”
“Thank you for being you”
”Thank you for surviving”
“Thank you, for trusting yourself”
The journey isn’t stopped when you failed, it’s just the open chapter of a new beginning you’re going to face it out and it’s okay because when you out of your bubble of those comfort zone, it means you are doing great. 

We are on it together #MentalHealthMatters.

REFERENSI

“What is mental health?” medicalnewstoday.com, 23 April 2020, https://www.medicalnewstoday.com/articles/154543. Diakses, 30 Mei 2021.

REFERENSI GAMBAR

pinterest.com

(author: Farah Armelia Khadijah – Wakil Ketua KOMAHI)

Back To Top