skip to Main Content
Serba-Serbi Peluncuran Roket China

Serba-Serbi Peluncuran Roket China

Roket terbesar dari China yaitu Long March 5B Y2 sempat menghebohkan jagat dunia maya, telah diluncurkan pada 29 April 2021 dan lepas landas dari provinsi pulau Selatan Hainan. Peluncuran pun berlanjut melampaui atmosfer bumi pada Sabtu 8 Mei 2021 malam dan Minggu pagi esok harinya. Puing-puing roket itu diperkirakan terbakar di atmosfer bumi. Long March kali ini merupakan varian kedua 5B, yang sebelumnya di tahun 2020 telah jatuh di Pantai Gading menyebabkan kerusakan bangunan serta tidak ada korban luka akibat dari puing itu [1].

Pada 9 Mei 2021, peluncuran roket yang sebagian besarnya melalui atmosfer bumi telah jatuh dan terpecah di Samudera Hindia. Puing dari roket Long March 5B tepat jatuh pada perairan di Samudera Hindia berdekatan dengan Maladewa pukul 0212 UTC. Puing roket tersebut disebabkan dari gesekan roket ke udara pada bagian atas atmosfer, berakibat pada hilangnya ketinggian, dan telah disebut “masuk kembali tak terkendali, kembali ke Bumi tak terelakkan.” Roket tak berawak itu menjadikan modul Tianhe ke orbit yang setelahnya menjadi tempat tinggal untuk tiga awak dalam stasiun luar angkasa permanen di China, lalu di rencana di tahun 2022 adalah menjalani 10 misi lagi untuk penyelesaian stasiun luar angkasa itu yang dinamakan Tiangong. Tahapannya kisaran 30 meter. Modul kabin inti dinilai dapat menampung sekitar tiga anggota awak jangka waktu yang lama di masa akan datang [2].

Senator Bill Nelson sebagai administrator NASA menyatakan beberapa perihal yaitu “Negara-negara antariksa harus meminimalkan risiko terhadap orang serta properti di Bumi dari masuknya kembali objek luar angkasa dan memaksimalkan transparasi terkait operasi tersebut,” ujarnya. “Terlihat jelas bahwa China gagal dalam memenuhi standar pertanggungjawaban mengenai puing-puing luar angkasa mereka,” lanjut ujarannya. “Pentingnya bagi China dan bagi semua negara antariksa serta entitas komersial dalam mengambil tindakan tanggungjawab dan transparan di luar angkasa dalam memastikan guna keselamatan, stabilitas, keamanan dan keberlanjutan jangka panjang aktivitas luar angkasa.” [3]

Selain roket Long March 5B Y2, China sebelumnya juga telah meluncurkan satu roket jenis Long March 7A di Wechang, Hainan di tanggal 12 Maret 2021. Pada peluncuran roket ini melalui satelit yang telah terverifikasi teknologi, Shiyan-9 merupakan pengembangan yang dilakukan oleh China Academy of Space Technology, pada orbit geosinkron yang disesuaikan dengan rotasi bumi. Roket dengan 60 meter serta berat 573 ton ini dipergunakan untuk pengiriman satelit di geostasion, peluncuran ini dapat dilihat pada situs Wenchang serta Pusat Peluncuran Satelit di Xinchang, Sichuan [4].

REFERENSI

[1] 

A. I. Winahyu, “Puing Roket Long March 5B Diperkirakan Jatuh Hari ini,” Media Indonesia.com , https://mediaindonesia.com/internasional/404013/puing-roket-long-march-5b-diperkirakan-jatuh-hari-ini, 2021.

[2] 

AFP/STR, “China says rocket debris landed in Indian Ocean west of Maldives,” The Jakarta Post https://www.thejakartapost.com/life/2021/05/09/china-saysrocketdebris-landed-in-indian-ocean-west-of-maldives.html, 2021.

[3] 

J. Carter, “China Rocket: 4th Largest-Ever Space Debris Accident Strikes Close To Maldives,” Forbes.com https://www.forbes.com/sites/jamiecartereurope/2021/05/09/china-rocket-4th-largest-ever-space-debris-accident-strikes-close-to-maldives/?sh=57e29c181a39, 2021.

[4] 

A. I. Winahyu, “Tiongkok Sukses Luncurkan Roket Long March 7A,” Media Indonesia.com https://mediaindonesia.com/humaniora/390234/tiongkok-sukses-luncurkan-roket-long-march-7a, 2021.

REFERENSI GAMBAR

cnbcindonesia.com

Back To Top