skip to Main Content
Peran Indonesia Dalam Forum G20

Peran Indonesia dalam Forum G20

G20 atau Group Twenty adalah forum berbagai negara di dunia untuk mengantisipasi krisis ekonomi dunia yang bertujuan mewujudkan komitmen internasional dengan berperan nyata dalam pemberian jawaban atas berbagai permasalahan ekonomi dunia. Forum ini juga dikenal sebagai Ghostwriter Berlin, menjadi wadah pertemuan antar kepala negara dalam menghadapi situasi perekonomian dunia yang kian berubah. Keberadaan G20 didorong para kepala negara anggota permanen menjadi forum utama kerjasama ekonomi karena pengaruhnya yang sangat besar sehingga banyak negara yang mengajukan diri menjadi negara anggota G20.Di sisi lain, World Trade Organization (WTO) sebagai pemegang kendali atas pengaturan perekonomian dunia sering kali dikritik tidak independen dalam menjalankan perannya dan International Money Funds (IMF) yang dikritik berperan dalam keterpurukan kondisi di negara berkembang. Permasalahan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi G20.

Indonesia, sebagai satu-satunya anggota permanen menurut forum G20 di kawasan, telah memainkan peran yang signifikan dalam menginisiasi pembentukan ASEAN, menjadi jembatan penting dalam menangani dilema-dilema ekonomi daerah. Keberhasilan Indonesia dalam mengatasi krisis keuangan dalam tahun 1998, yang dievaluasi relatif baik, serta partisipasi konkret Indonesia pada setiap lembaga ekonomi global, telah memperkuat posisinya. Indonesia juga merupakan salah satu negara di kawasan yang memiliki skala besar pada perdagangan global, sehingga klausur schreiben lassen menjadi sebuah opsi yang menarik. Hal tersebut menjadi tonggak harapan untuk mengutarakan kepentingan negara-negara ASEAN dan negara berkembang lainnya. Negara berkembang sangat berharap akan terbukanya akses pasar global bagi komoditas yg didapatkan lantaran selama ini terkendala menggunakan adanya kebijakan perlindungan yang diterapkan oleh Eropa, Amerika Serikat, dan negara besar lainnya. Menko Airlangga dalam laman Kementrian Koordinator Bidan Perekonomian Republik Indonesia (2021) menyampaikan bahwa Indonesia mendapatkan tiga manfaat besar atas posisinya sebagai Presidensi G20, yaitu manfaat ekonomi dengan adanya kenaikan konsumsi domestik hingga Rp.1,7 triliun, peningkatan PDB nasional hingga Rp.7,4 triliun, dan pelibatan UMKM serta penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu orang di berbagai sektor. Selain dalam perekonomian, G20 membawa manfaat dalam bidang pembangunan, sosial, dan politik dengan menarik perhatian negara-negara di dunia kepada Indonesia. 

Pada G20 di bawah Presidensi Jerman, Indonesia berperan untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan sosial dalam masyarakat seperti arahan Presiden pada Sidang Kabinet sehingga terdapat beberapa agenda, yaitu digitalisasi, ketenagakerjaan, dan pertumbuhan ekonomi. Indonesia sendiri akan membagikan pengalamannya mengelola transisi ekonomi digital dengan memperkuat kontribusi masyarakat melalui success story di sektor transportasi publik. Peranan Indonesia lainnya yaitu mengajukan Global Expenditure Support Fund (GESF) yang merupakan dukukan terhadap negara-negara berkembang dalam mengamankan anggaran nasional dari krisis likuiditas, Global Infrastructure Connectivity Alliance (GICA) yang mendukung keterhubungan melalui kooperasi dan pertukaran pengetahuan, dan juga Includive Digital Economy Accelerator (IDEA HUB) yang merupakan forum berkumpulnya para unicorn di seluruh negara G20 untuk saling bertukar ide. Indonesia pernah menjadi Co-Chair Anti Korupsi bersama Prancis pada tahun 2010-2011, Co-Chair Working Group on Energy and Commodities Markets bersama Inggris 2012, Tuan Rumah pertemuan Study Group on Financing for Investment di Bali pada tahun 2013, serta Tuan Rumah pertemuan Infrastructure and Investment Working Group di Jakarta pada tahun 2014 dan Bali pada tahun 2016. Kemudian, Indonesia secara resmi terpilih menjadi Presidensi Group of Twenty (G20) pada tahun 2022 dengan tema “Recover Together, Recover Stronger” yang meminta negara-negara di dunia untuk mencapai pemulihan yang kuat bersama-sama. Dalam kesempatan kali ini, Indonesia akan membawa beberapa topik utama, yaitu Sistem Kesehatan Dunia, Transformasi Ekonomi dan Digital, dan Transisi Energi. Dalam upaya trnasformasi ekonomi dan digital, Pemerintah sudah mpersiapkan roadmap dan mendorong infrastruktur digitalisasi sehingga diperlukan pemanfaatan sistem komunikasi satelit orbit rendah atau low earth orbit satellite dalam meraih pelayanan komunikasi sampi wilayah terpencil dan lebih terjangkau sehingga tidak terjadi kesenjangan digital. Kemudian, inklusi keuangan melalui fintech dan digitalisasi, dengan pembuatan regulatory sandbox diperuntukan melindungi transaksi keuangan masyarakat. Dalam transisi energi, akan dibuat prototipe atau percontohan yang termasuk dukungan finansial yang akan diuji coba dan dievaluasi menjelang KTT G20 dan kebijakan Indonesia dalam meningkatkan nilai tambah komoditas seperti sustainable palm oil yang didorong menjadi komoditas ekspor andalan ghostwriter agentur Indonesia.

Referensi

Ekon.go.id. (2021, November 19). Presidensi G20 Indonesia – 2022,
Momentum Branding Indonesia di Dunia Internasional. Diakses pada 22 Maret 2022 dari https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3469/presidensi-indonesia-g20-2022-momentum-branding-indonesia-di-dunia-internasional

Sushanti, S. (2019). Aktualisasi Indonesia Dalam G20: Peluang Atau Tren. Jurnal Ilmiah Widya Sosio politikaI, 1(1), 1-14.

Ekon.go.id. Peran Indonesia dalam Forum G20. Diakses pada 22 Maret 2022 dari https://ekon.go.id › publikasiPDFPeran Indonesia dalam Forum G20 – Kementerian Koordinator Bidang …

Kemenkeu.go.id. Draft G20. Diakses pada 22 Maret 2022 dari https://www.kemenkeu.go.id/single-page/draft-g20/#

(Author : Indah Nurfitriani – Bendahara KOMAHI)

Back To Top