skip to Main Content
Strategi Politik Devide Et Impera Di Balik Aksi Pembakaran Al-Quran Di Swedia

Strategi Politik Devide et Impera di Balik Aksi Pembakaran Al-Quran di Swedia

Pada hari Kamis tanggal 14 April 2022 kemarin, dunia Islam dihebohkan dengan aksi pembakaran kitab suci Al Quran di Swedia yang dilakukan oleh pemimpin partai politik sayap kanan Stram Kurs (garis keras), yaitu Rasmus Paludan. Partai Stram Kurs melabelkan dirinya sebagai partai “etnis Denmark” dan anti-Islam karena ingin mendeportasi semua umat Muslim dari Denmark. Aksi pembakaran Al Quran tersebut dilakukan di sekitar masjid dan di salah satu daerah yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Aksi pembakaran tersebut sudah diprotes namun Paludan mengabaikan protes tersebut dan tetap melakukan aksinya. Provokasi Islamofobia yang dilakukan di Swedia menjadi isu yang terus berlanjut karena warga negara Swedia diizinkan untuk bebas berpendapat, tidak peduli jika aksi tersebut sopan atau tidak. Aksi ini mengakibatkan terjadinya unjuk rasa yang dilakukan oleh massa karena penegak hukum justru melindungi aksi tersebut.

Sebelumnya Rasmus Paludan sudah pernah dihukum karena kasus rasisme, pernah melakukan aksi yang serupa pada tahun 2020 lalu, dan seorang politisi sayap kanan. Menurut spesialis Pemilu dan Profesor Ilmu Politik di Universitas Kopenhagen, Kasper Moller, langkah politik Paludan dan Stram Kurs menjadi sangat keras terhadap pengungsi, imigran, dan muslim dengan tujuan untuk menarik kelompok yang lebih kecil dengan ideologi yang sama terhadap kebijakan anti-imigrasi dan anti-Islam. Aksi Paludan yang menarik perhatian dimanfaatkan untuk mengumpulkan 20.000 tanda tangan digital dukungan yang diperlukan untuk mencalonkan di pemilu 2019 mewakili partai Stram Kurs. Namun, Paludan hanya memenangkan 1,8% suara dari 2% yang dibutuhkan untuk masuk parlemen.

Politik Devide et Impera di Balik Aksi Pembakaran Al Quran

Politik devide et impera atau yang dikenal sebagai politik adu domba dan politik pemecah belah adalah strategi politik untuk menguasai atau melumpuhkan suatu kelompok, baik dengan pengaruh besar maupun kecil agar terpecah-belah. Strategi ini bertujuan untuk memecah belah suatu kelompok menjadi lebih kecil sehingga tidak berdaya. Dengan demikian kelompok tersebut akan mudah untuk dikuasai atau dilumpuhkan. Politik adu domba ini telah dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Pemerintahan Belanda membuat strategi ini untuk kepentingan politik, militer, dan ekonomi. Politik adu domba ini digunakan untuk mempertahankan kekuasaan Belanda dengan memecah belah bangsa Indonesia sehingga mereka tidak berdaya. Strategi politik ini dilakukan dengan melemahkan potensi kekuatan lawan yang dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan pengetahuan dan kesadaran politik.

Sebagai politisi anti-Islam tentunya Paludan tidak ingin kelompok Islam semakin berkembang dan Bersatu. Aksi provokatifnya merupakan salah satu upaya projektarbeit schreiben lassen Paludan untuk melemahkan umat muslim di Swedia dengan memanfaatkan aturan kebebasan dalam berpendapat. Perdana Menteri Swedia juga merasa aksi provokatif Paludan sudah meresahkan ketertiban masyarakat. Namun, PM Swedia justru mengecam aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para demonstran karena menyebabkan bentrok antara pihak polisi Swedia, hal ini menyebabkan beberapa orang terluka termasuk pihak polisi. Dilansir dari Washington Post, pihak polisi Swedia pun mengatakan tujuan mereka adalah untuk mempertahankan kebebasan berekspresi dan berkumpul yang dilindungi secara konstitusional dari majelis berlisensi dan para pengunjuk rasa Ghostwriter Berlin. Kebebasan berpendapat juga menjadi polemik karena ujaran kebencian dapat berlindung dibalik bebas berpendapat, hal ini membuat kebingungan antara free speech dengan hate speech.

Politik adu domba ini memiliki teknik-teknik untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, seperti menciptakan perpecahan dalam masyarakat untuk mencegah aliansi, membuat sekutu bagi yang ingin bekerja sama dan satu pikiran, membuat ketidakpercayaan dan permusuhan antar kelompok, serta melemahkan politik lawan. Dalam kasus pembakaran Al Quran di Swedia, Paludan berusaha memprovokasi umat muslim agar melakukan unjuk rasa dan berakhir dengan ricuh. Benar saja, hal ini dikecam oleh Perdana Menteri hausarbeit schreiben lassen Swedia karena kebebasan berpendapat dibalas dengan kekerasan, yang di mana terdapat umat muslim saat unjuk rasa terjadi. Selain itu, aksi ini akan menimbulkan perdebatan antara kaum yang menerima bahwa kebebasan berpendapat yang sopan maupun tidak sopan adalah suatu hal yang wajar dengan kaum yang melihat kebebasan berpendapat tetap harus sesuai dengan nilai. Aksi provokatif itu juga akan mengakibatkan kemungkinan adanya seminararbeit schreiben lassen balas dendam yang dilakukan oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan umat muslim, bisa dengan membakar kitab suci kepercayaan lain  ataupun aksi yang membuat ujaran kebencian lainnya sehingga memicu perpecahan antar umat beragama.

Aksi yang dilakukan oleh Rasmus Paludan dan partai politik Stram Kurs ini merupakan salah satu upaya dalam mengumpulkan sekutu dari para anti-Islam dan anti-imigran lainnya. Hal ini tidak lepas dari upayanya dengan menggunakan politik devide et impere untuk melumpuhkan kelompok berbagai macam aksi dan ujaran kebencian muslim agar terprovokasi Hausarbeit schreiben lassen dan akhirnya terpecah belah. Kebebasan berpendapat di Swedia juga masih menimbulkan banyak polemik karena sering disalahgunakan untuk melakukan ujaran kebencian seperti yang dilakukan oleh Paludan. Umat muslim khususnya di Swedia jika tidak berhati-hati dalam mengambil tindakan akan masuk ke dalam permainan politik adu domba Paludan dan partainya sehingga terkena dampaknya.

Referensi

Arbar, T. F. (2022, April 18). Heboh Demo Anti Islam Bakar Alquran di Swedia, Ini Sebabnya. Retrieved from CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/news/20220418114251-4-332391/heboh-demo-anti-islam-bakar-alquran-di-swedia-ini-sebabnya

Ardhito, F. (2019). POLITIK ADU DOMBA DENGAN POLITIK ISLAM.

Kerusuhan Swedia: Siapa Rasmus Paludan, pembakar Alquran yang memicu kerusuhan. (2022, April 18). Retrieved from BBC News: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-61137206

Muhaimin. (2022, April 19). PM Swedia Kecam Demo Rusuh meski Muak dengan Pembakar Al-Qur’an. Retrieved from Sindonews: https://international.sindonews.com/read/747245/41/pm-swedia-kecam-demo-rusuh-meski-muak-dengan-pembakar-al-quran-1650330299

Partai Sayap Kanan DItuding Jadi Dalang Pembakaran Al-Qur’an di Swedia. (2022, April 17). Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220417084641-134-785633/partai-sayap-kanan-dituding-jadi-dalang-pembakaran-al-quran-di-swedia

Saptamaji, R. (2013, November 22). Memahami Operasi Strategi Devide Et Impera. Retrieved from Berdikarionline: https://www.berdikarionline.com/memahami-operasi-strategi-devide-et-impera/#ixzz4AF0DAkvj

Schroder, A. S. (2019, Mei 30). Rasmus Paludan: Meet the far-right leader who wants to deport all Muslims from Denmark. Retrieved from Euronews: https://www.euronews.com/2019/05/30/rasmus-paludan-meet-the-far-right-leader-who-wants-to-deport-all-muslims-from-denmark

(Author: Kajian Politik, Hukum dan Kaderisasi – Aqsha Qudhwa Fauzie)

Back To Top