skip to Main Content
Andalusia Dan Islam: Jejak Keharmonisan Barat Dan Timur

Andalusia dan Islam: Jejak Keharmonisan Barat dan Timur

Dunia seringkali menyoroti konflik dan kesalahpahaman antara Timur dan Barat, khususnya antara Muslim dan non-Muslim. Namun ribuan tahun lalu, sejarah memiliki potongan kisah yang berbeda. Antara periode 711-1031 SM, Muslim Arab dari Timur dan Kristiani dari Barat telah menjalin hubungan kebudayaan di kawasan Iberia abad pertengahan—yang oleh Muslim dikenal dengan sebutan Al-Andalus. 

Pengaruh Bahasa Arab terhadap Bahasa Spanyol (atau Kastilia) mencapai puncaknya selama era Reconquista Kristen. Seorang Orientalis Prancis bernama Évariste Lévi-Provençal menyatakan bahwa Bahasa Spanyol meminjam kata-kata dari Bahasa Arab untuk menjelaskan konsep-konsep baru yang berkaitan dengan institusi publik dan kehidupan sosial serta pribadi. Buktinya bahkan masih jelas dan berlimpah hingga saat ini, salah satunya dalam konteks militer Spanyol, seperti alferes (mengacu pada sersan) dan atalaya (mengacu pada bagian depan dan belakang tentara). Sejarawan berkebangsaan Skotlandia, William Montgomery Watt, menunjukkan bahwa kebanyakan nama barat untuk instrumen musik berakar dari Bahasa Arab, seperti ʿoūd (kecapi), guīthar (gitar), al-rabbābah (rebec), dan al-naqqārah (naker). Hal ini memunculkan hipotesis dalam studi tentang musik Andalusia, bahwa beberapa alat musik masuk ke Eropa bersama dengan orang Arab. Lebih rinci lagi, Prof. Hikmat Ali Al-Ausi dari Universitas Irak juga menambahkan bahwa lebih dari 70% kosakata bahasa Spanyol modern, atau lebih dari 4.000 kata, berasal dari bahasa Arab.

Namun demikian, pertukaran paling signifikan antara peradaban-peradaban ini bukanlah dalam bidang bahasa, melainkan dalam pertukaran sosial dan psikologis mereka. Karena bagaimana pun juga, penggunaan bahasa verbal merupakan cerminan dari kondisi psikologis dan intelektual masyarakat. Tidak hanya terlihat pada reruntuhan monumen dan dermaga mereka, pengaruh orang Arab juga terlihat pada karakter dan adat istiadat masyarakat Iberia, bahkan dalam penampilan fisik mereka. Beberapa adat istiadat Islami bahkan diadopsi oleh orang Spanyol, seperti sunat, pantang makan babi, pengadopsian Bahasa Arab sebagai bahasa kedua dan penggunaan nama-nama Islam. Hal-hal tersebut, menurut peneliti El-Hadji, adalah dikarenakan penyebaran awal Bahasa Arab yang mana menjadi bahasa umum untuk literatur, meski di saat yang sama terdapat Bahasa Latin.

Salah satu pengakuan tertua mengenai pengaruh budaya Arab Andalusia atas literatur Eropa datang dari filolog abad ke-16 asal Italia, Maria Barbieri, dimana ia menyatakan bahwa kemajuan Eropa dalam bidang sains, industri, literatur dan kesenian sesungguhnya dikarenakan visi dan warisan dari Bangsa Arab. Seperti puisi dan sajak Spanyol yang awalnya tercipta sebagai tiruan dari puisi Bangsa Arab. Transformasi ini memberikan Bangsa Eropa model sastra yang sangat mereka butuhkan, yang memperluas cakupan sastra dan memberikan tren baru. Hasilnya adalah kebangkitan sastra baru di Spanyol dan Italia selama abad-12 dalam bahasa mereka sendiri disertai munculnya pemikiran dan konsep yang menyegarkan.

Tidak hanya itu. Seorang Orientalis bernama Ernest Renan menyatakan, bahwa secara keseluruhan Eropa diakui telah mengimpor banyak dari dunia Muslim, mulai dari narasi, novel, kebijakan, hingga idiom. Perluasan peradaban Andalusia ke Eropa menarik perhatian para bangsawan dan pangeran Prancis selatan hingga tersihir oleh pesonanya, dan menyadari stagnasi mereka sendiri. Karena itulah mereka kemudian menyerap kebudayaan Arab dan menirunya dalam segala bentuk dan wujud.

Hal menarik lainnya adalah bahwa berdasarkan studi, terdapat 3 sumber sejarah utama untuk kisah-kisah Bangsa Eropa. Sumber pertama, adalah novel-novel asal Oriental yang dipindahkan setelah diterjemahkan dari bahasa Arab, seperti dongeng Kalīla wa Dimna yang di Eropa dikenal dengan The Fables of Bidpai. Sumber kedua, adalah literatur Arab maqāmāt, yaitu aliran yang mengandung prosa fiksional, rima, dan naratif, yang berefek formatif pada gaya picaresque atau jenis prosa fiksi Eropa dari Iberia abad ke-16, dan akhirnya menyebar ke seluruh Eropa seabad kemudian. Sementara sumber ketiga adalah Ḥayy ibn Yaqḍān, sebuah mahakarya filsafat dan alegori Arab karya Ibn Ṭufail yang ditulis di awal abad-12 dan diterjemahkan ke Bahasa Latin pada 1861 sebelum ke Bahasa Eropa lainnya.

Peradaban Andalusia: Sekedar “Pengaruh Arab”?

Benturan antara peradaban Muslim dan Barat nyatanya pernah menjadi tidak relevan selama satu periode yang cukup panjang di masa lalu. Dibandingkan peperangan, justru terjadi pertukaran pengaruh kebudayaan seperti dalam hal literatur, seni, serta sastra. Nilai-nilai universal dan sikap saling menghormati antara komunitas Muslim dan non-Muslim di Semenanjung Iberia abad pertengahan pada faktanya merupakan norma di masa itu. Spanyol, di abad pertengahan, meninggalkan jejak sejarah dimana masyarakat dengan berbagai perbedaan keyakinan dan budaya telah sukses mengembangkan komunikasi dan interaksi antar peradaban.

Sayangnya, masih terdapat perilaku beberapa sarjana Barat yang denial atas hubungan kebudayaan kedua umat di masa lalu dengan menyebutnya sebagai sekedar “pengaruh Arab”. Kepribadian yang mendominasi banyak orang Barat ini mendorong sifat intoleran dan akibatnya terus mendikte kepatuhan atas kepercayaan tradisional yang sebenarnya telah ketinggalan zaman. Perilaku ini, disebut oleh Gustave Le Bon (1974), sebagai suatu kerancuan dalam kebebasan intelektual Barat.

Referensi:

Lévi-Provençal, Évariste. (1979). Arab Civilization in Spain. Terj, Tahar Ahmed Mekki. Kairo: Dār al-Maʿārif.

Al-Ausi, Hikmat Ali. (1971). Chapters in Andalusian Literature in the Second and Third Centuries after Hijrah. Baghdad: Maktabat Salmān al-Aʿẓamī.

El-Hadji, ʿAbdel Rahman. (1969). History of the Andalusian Music. Beirut: Dār al-Irshād.

Barbieri, Maria. (1782-1799). The Progress and Present State of all Literature. Italia.

Renan, J. Ernest. Dikutip dalam Al-Shobashi, Mohammed Mufid. (1968). Riḥlat al-Ādāb al-ʿArabiyah ela ūrūbbā. Silsilat Maktabat al-Dirāsāt al-Adabiyyah, vol. 43. Kairo: Dar al-Maruf.

Le Bon, Gustave. (1974). The World of Islamic Civilization. Barcelona: Tudor Publication.

Watt, William Montgomery. (1982). The Influence of Islam on Medieval Europe. Terj, Ādel Najm ʿAboūd. Mosul: Dar al-Kutub.

(author: Yolanda Tasya Amalia – Media dan Publikasi)

Back To Top