skip to Main Content
Webinar KOMAHI UAI Care Environment

Webinar KOMAHI UAI Care Environment

KOMAHI UAI melalui Departemen Pengabdian Masyarakat sukses menggelar acara Webinar KOMAHI Care Environment dengan mengusung tema “We care, We Share, We Save”, webinar ini berhasil diselenggarakan pada Kamis, 26 Agustus 2021 yang dilakukan secara daring. Webinar ini menghadirkan Bayu Pamungkas S.I.K selaku CO-Founder dari Mangrove Jakarta Community sebagai pembicara dan dipandu oleh Nurul Rahmawati dari Hubungan Internasional UAI angkatan 2020 sebagai moderator. Bayu Pamungkas S.I.K merupakan lulusan Master of Marine and Coastal Resources Management dari IPB University, ia memiliki berbagai pengalaman dalam bidang lingkungan contohnya seperti, menjadi River Debris Field Officer di Waste4Change, fasilitator di Indonesia Bebas Sampah Association, dan CO-Founder di Mangrovejakarta.id.

Dalam webinar ini, Bayu menjelaskan Mangrove sebagai Blue Carbon Ecosystem. Blue Carbon adalah usaha untuk mengurangi zat CO2 dari atmosfer oleh ekosistem pesisir dan laut. Terdapat beberapa ekosistem biru yaitu mangrove, terumbu karang, lamun (seagrass), dan rumput laut (seaweed). Ekosistem tersebut mampu menyerap gas CO2 dengan mekanisme yang disebut difusi, ketika gas CO2 masuk ke dalam laut gas tersebut dimanfaatkan oleh tumbuhan – tumbuhan untuk metabolisme sehingga gas CO2 di atmosfer dapat dikurangi.

Mangrove merupakan kumpulan jenis tumbuhan yang hidup di daerah yang dipengaruhi pasang-surut laut dan sebagian besar mampu beradaptasi dengan air bersalinitas (air asin). Indonesia memiliki sekitar 3.31 juta hektar hutan mangrove, yang menjadikan Indonesia sebagai peringkat pertama dengan diikuti oleh Brazil (0.7 juta hektar) dan Malaysia (0.4 juta hektar). Terdapat sekitar 49 spesies mangrove di Indonesia. Mangrove memiliki beragam fungsi dalam berbagai aspek seperti ekologi, mitigasi bencana, dan fungsi alam, yaitu sebagai rumah bagi banyak jenis hewan, seperti monyet ekor panjang, reptile, dan juga hewan akuatik atau laut, sumber daya perikanan sangat bergantung pada ekosistem mangrove yang ada disekitarnya, dikarenakan ekosistem mangrove merupakan tempat untuk berkembang biak para ikan, seperti ikan kakap merah, mangrove juga berguna untuk mencegah abrasi dan tsunami. Selain itu, mangrove juga dimanfaatkan sebagai lokasi wisata dan lokasi ibadah bagi umat Hindu di Bali. Mangrove juga mampu menyerap 4x lebih banyak gas CO2 dibandingkan dengan tumbuhan yang ada di darat.

Mangrove dapat menyukseskan tujuan climate action dan life below water dalam The Global Goals For Sustainable Development. Mangrove dapat menyerap karbondioksida lebih banyak dan dapat menekan perubahan iklim, dan banyak biota air yang menggunakan mangrove sebagai lokasi untuk berkembang biak. Tetapi, mangrove memiliki ancaman yaitu adanya oil spill, waste accumulation, dan illegal logging yang dapat mematikan dan memusnahkan ekosistem mangrove. Maka dari itu, mangrovejkt.id hadir untuk menyelamatkan bumi dengan menanam mangrove yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik mengenai permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini seperti perubahan iklim, deforestasi, dan abrasi.

(author: Fahira Yumna – Departemen Media dan Publikasi)

Back To Top