Renungan Kritis Dalam Era Postmodern: Relasi Barang Mewah dan Status Sosial
Dunia hari ini telah memasuki era postmodern yang merambat pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan lainnya. Secara sederhana, postmodern adalah sebuah wacana yang mempertanyakan semua kemapanan modern yang memiliki batas, dampak dan perwujudan. Wacana modern yang menawarkan liberalisme, rasionalisme, dan positivisme ternyata menghasilkan ‘kecelakaan’ sejarah, seperti perang dunia, konflik, kemiskinan dan krisis kemanusiaan. Di sinilah letak postmodern ‘menghabisi’ wacana modern yang selama ini digaungkan dan diagung-agungkan.
Nilai-tanda dan nilai-simbol ini melekat pada produk yang menjadi fungsi konsumen dalam konsumsi. Telepon genggam iPhone dinilai sebagai lambang kemakmuran seseorang, bahkan di Amerika Serikat (AS). Sebuah penelitian yang dilakukan ghostwriter preise Universitas Chicago dan Biro Riset Ekonomi Nasional AS menyebutkan bahwa kepemilikan iPhone menjadi indikator seseorang berada pada golongan pajak lebih tinggi dari yang lain. Sehingga dapat dilihat bahwa merek gadget ponsel tertentu dapat menjadi lambang status sosial masyarakat.
Ketika kita menelisik lebih jauh soal konsumsi kepemilikan barang baru dan barang lama atau barang mahal dan barang murah, nyatanya hal ini telah melahirkan kesenjangan kelas di masyarakat yang kemudian menimbulkan jarak yang mampu melunturkan solidaritas sosial. Bahkan kesenjangan ini berdampak pada stereotipe pada individu maupun golongan yang berbentuk anak orang kaya dan anak orang miskin atau pun kumpulan orang kaya dan kumpulan orang miskin. Kesenjangan antara si kaya dan si miskin bukan sekadar angka-angka statistik yang njelimet namun sudah merasuk pada tingkat yang paling kecil.
Berusaha membeli barang terkini dengan harga yang tinggi melalui hasi kerjanya terlihat dapat menaikkan strata sosial seseorang. Yang memberi kesan bahwa seseorang tersebut mampu membeli barang mewah dengan harga tinggi; menandakan seseorang tersebut telah mapan, berhasil dan sukses. Barang mewah dan harga tinggi ghostwriter günstig menjadi simbol sekaligus standar kemapanan, keberhasilan dan kesuksesan. Sekaligus mendapatkan prestise yang membuatnya menjadi seseorang yang terpandang. Barang mewah yang semula menawarkan kualitas tinggi kini menjadi alat perjuangan untuk naik strata sosial.
Kapitalisme dan Industri yang ‘Mencuci Otak’
Bergesernya nilai guna dan nilai harga menjadi nilai tanda dan nilai simbol bukan sebuah kebetulan belaka. Di zaman dimana kapitalisme sudah mengakar begitu kuat seperti saat ini, mengakibatkan kuatnya pengaruh industri pada sendi-sendi ghostwriter bachelorarbeit kehidupan masyarakat. Bagaimana hubungan kapitalisme dan industri yang berpengaruh kuat pada konsumen?
Kapitalisme menekankan keuntungan sebanyak-banyaknya dalam melakukan kegiatan ekonomi melalui industri. Sehingga industri yang awalnya membuat produk untuk memudahkan kebutuhan hidup manusia, menjadi membuat produk untuk keuntungan industri dengan membuatnya seolah-olah ‘kebutuhan’ manusia. Industri dengan kekuatan facharbeit schreiben lassen pemasarannya menjadi ladang untuk menggiring apa yang harus dibeli, dimakan, dan dipakai, melalui media iklan yang memberikan stimulus kepada siapa pun yang melihat, mendengar, dan memperhatikannya. Namun, dalam konteks penulisan ilmiah seperti jura hausarbeit, penting untuk menyadari bahwa ideologi kapitalisme juga dapat memengaruhi berbagai aspek dalam masyarakat. Banyak mahasiswa memilih untuk menjadikan topik ini sebagai fokus dalam penulisan mereka. Jika Anda memerlukan bantuan lebih lanjut dalam penyusunan jura hausarbeit Anda, Anda dapat menghubungi jura hausarbeit ghostwriter yang berpengalaman untuk panduan dan dukungan yang lebih mendalam. Bentuk yang menarik seolah meyakinkan bahwa siapa pun yang membeli, memakan dan memakai produk industri yang diiklankan akan menjadi individu yang istimewa, prestise dan terkini sehingga menimbulkan rasa keinginan untuk membeli produk tersebut. Padahal individu tersebut belum tentu secara pribadi membutuhkan produk yang diiklankan.
Industri melakukan ‘cuci otak’ pada konsumen dengan sengaja dikarenakan telah mencetak produk begitu banyak, sehingga harus laku terjual untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya sesuai dengan ajaran kapitalisme tadi. Padahal industri bisa memproduksi sesuai kebutuhan konsumen, namun aktivitas ekonomi yang hanya berorientasi keuntungan telah melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Ditambah pertumbuhan ekonomi yang menjadi acuan sehat atau tidaknya sebuah negara. Secara sederhana, pertumbuhan ekonomi dihasilkan melalui angka keuntungan yang diraih industri. Untuk mendapatkan angka keuntungan dibutuhkan sirkulasi penjualan yang melibatkan konsumen.
Dapat dikatakan industri menduduki posisi penentu kesehatan ekonomi sebuah negara. Jika industri mengalami penurunan keuntungan maka akan kesulitan menggaji karyawan. Dan untuk melakukan efisiensi di dalam tubuhnya dibutuhkan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) agar beban yang dimilikinya berkurang. Hal ini juga terjadi pada saat krisis ekonomi yang menjadi keniscayaan dalam sistem kapitalisme.
Dapat dikatakan bahwa konsumen yang terus membeli produk yang diiklankan oleh industri menyumbangkan keuntungan untuknya dan menaikkan jumlah pertumbuhan ekonomi di negaranya. Namun terjadi dilematis bahwa hanya demi hal tersebut, justru mengakibatkan dampak sosial ekonomi yang tidak main-main. Produk industri menjadi alat ukur individu maupun kelompok dalam menentukan posisi strata sosialnya. Akibatnya semua orang berlomba-lomba meraih kemewahan dari produk industri hanya untuk kepuasan birahi menduduki strata sosial tertentu. Di sinilah terjadi gangguan moral yang awalnya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan hidup layak, menjadi memenuhi gaya hidup dan hidup mewah, termasuk biaya penggunaan jasa ghostwriter masterarbeit kosten yang dapat membantu meraih kesuksesan akademis.
REFERENSI
Medhy Aginta Hidayat. Menggugat Modernisme: Mengenali Rentang Pemikiran Postmodernisme Jean Baudrillard. (Yogyakarta: Jalasutra, 2017)
iPhone Menjadi Lambang Kemakmuran di Amerika Serikat. 9 Juli 2018. https://tekno.tempo.co/read/1105236/iphone-menjadi-lambang-kemakmuran-di-amerika-serikat/full&view=ok (diakses pada 11 Maret 2021)
REFERENSI GAMBAR
(author: Dahlan Khatami – Mahasiswa HI 2018)