Teror Kekerasan Anti-Asia di Amerika Serikat
Media kini marak melaporkan kekerasan yang menargetkan warga keturunan Asia, Asia-Amerika, dan Kepulauan Pasifik di Amerika Serikat. Setahun belakangan ini, memang terjadi peningkatan laporan penyerangan fisik maupun hinaan anti-Asia. Laporan dari California State University menemukan bahwa kejahatan kebencian anti-Asia meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2019 dan 2020. Organisasi Stop AAPI Hate (Stop Asian American and Pacific Islander Hate) mencatat bahwa setidaknya terdapat 3.795 keluhan insiden kebencian dan diskriminasi dalam setahun terakhir. Tentu saja angka itu hanyalah segelintir kecil dari total penindasan yang sesungguhnya dialami warga Amerika keturunan Asia, yang membuktikan rentannya kehidupan etnis minoritas tersebut di Amerika Serikat, terlebih selama pandemi.
Cuitan Twitter Donald Trump, presiden AS (2017-2020), pada 16 Maret 2020 lalu untuk pertama kalinya menyebut virus Corona sebagai “Virus China”. Setelah cuitan itu terbit, postingan-postingan anti-Asia di media sosial semakin tumbuh subur, dan kejahatan rasial terhadap orang Asia di Amerika Serikat meningkat tajam. Para politisi konservatif, seperti Mike Pompeo dan figur Republikan lainnya juga ikut memanaskan suasana dengan menyebarkan istilah “virus Wuhan”. Ini menunjukkan bahwa aksi anti-Asia ini nyatanya selalu berkembang secara politik dari atas. Komentar rasis para politisi tersebut seolah membenarkan ujaran kebencian di media sosial dan penyerangan terhadap warga keturunan Asia.
Sentimen anti-Asia ini kemudian mengarah pada tragedi penembakan di 3 panti pijat di daerah Atlanta pada 16 Maret 2021. Enam dari 8 korban tewas adalah wanita keturunan Asia. Pelakunya bernama Robert Aaron Long, seorang Amerika kulit putih berusia 21 tahun. Meskipun ia mengaku tidak memilih korban berdasarkan ras, banyak orang meyakini bahwa penembakan massal itu adalah tindak kejahatan rasial. Berbagai serangan terhadap orang keturunan Asia kemudian semakin marak dilaporkan di seluruh penjuru Amerika Serikat sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
Sejak itu, unjuk rasa besar-besaran terjadi di puluhan kota menyerukan untuk diakhirinya kekerasan anti-Asia. Di luar Atlanta, unjuk rasa juga diadakan di kota-kota, termasuk New York, Washington, D.C., Philadelphia, Seattle, Chicago, Milwaukee, Dallas, Los Angeles dan Honolulu.
Departemen Kehakiman Amerika melalui Jaksa Agung, Merrick Garland, menyebut bahwa tidak ada tempat bagi kejahatan bermotif kebencian dan rasial dalam masyarakat Amerika, dan bahwa Departemen Kehakiman akan mengerahkan seluruh sumber daya untuk mendukung komunitas AAPI yang terusik oleh kebencian tersebut (Justice Departement, twitter).
Di Luar AS
Tidak hanya di Amerika Serikat, namun kota-kota di Kanada, Australia, dan Eropa juga dilaporkan mengalami peningkatan insiden kekerasan anti-Asia. Krisis akibat pandemi COVID-19 mengarah pada sejumlah laporan kekerasan fisik dan verbal terhadap ras Asia di UK, Jerman, dan Italia. Di Prancis, sekelompok orang berkumpul pada 24 Maret 2021 lalu di luar pengadilan kota Paris, tempat 5 pria diadili atas tuduhan menghasut kekerasan online terhadap orang Asia.
Kabar Diaspora RI
Di kota Philadelphia, 2 remaja dari komunitas Indonesia dilaporkan mengalami serangan fisik dan verbal oleh sekelompok remaja di Stasiun City Hall pada 21 Maret lalu. Menghadapi situasi anti-Asia yang rawan di AS, Konsulat Jenderal RI Houston segera menghimbau agar masyarakat Indonesia yang berada di AS untuk selalu berhati-hati dan tidak terprovokasi. Konjen RI juga mengontak langsung masyarakat Indonesia di Atlanta melalui telepon dan zoom meeting untuk mengetahui keadaan mereka. KBRI Washington DC dan KJRI se-Amerika telah menghimbau agar WNI segera melaporkan insiden atau kekerasan bermotif rasial kepada otoritas setempat jika kejadian tersebut menimpa mereka.
REFERENSI
Putsanra, D. (2021). Arti Stop Asian Hate yang Trending, Apa Maksudnya Asian Hate di AS?. Diakses dari https://tirto.id/arti-stop-asian-hate-yang-trending-apa-maksudnya-asian-hate-di-as-gbCg.
Deliso, M. (2021). At dozens of rallies, protesters call for end to anti-Asian violence: Photos. Diakses dari https://abcnews.go.com/US/dozens-rallies-protesters-call-end-anti-asian-violence/story?id=76727278.
Kwok, C. (2021). ‘The virus has no nationality’: Asians in France protest against hate crime. Diakses dari https://www.scmp.com/video/world/3127061/virus-has-no-nationality-asians-france-protest-against-hate-crime.
Mazrieva, E. (2021). 2 WNI Diserang, KJRI NY Tanyakan Tindak Lanjut Penyelidikan kepada Otoritas Philadelphia. Diakses dari https://www.voaindonesia.com/a/wni-diserang-kjri-ny-tanyakan-tindak-lanjut-penyelidikan-pada-otorita-philadelphia/5830185.html.
REFERENSI GAMBAR
(author: Yolanda Tasya Amalia – Departemen Media dan Publikasi)